Jumat, 05 September 2014

Bahasamu Menunjukkan Kepribadianmu

Dalam neurolinguistik, bahasa atau kata-kata yang keluar dari mulut seseorang merupakan hasil kerja otak. Menurut psikolinguistik, bahasa atau kata-kata yang keluar dari mulut seseorang merupakan hasil apa yang dirasa. Menurut sosiolinguistik, bahasa atau kata-kata yang keluar dari mulut seseorang merupakan hasil dari lingkungan sosial. Menurut etnolinguistik, bahasa atau kata-kata yang keluar dari mulut seseorng merupakan hasil dari budaya.
Ini menunjukkan bahwa bahasa seseorang memiliki keterkaitan dengan otak, rasa/hati, sosial, dan budaya. Setaip bahasa atau kata-kata yang keluar dari mulut seseorang pasti memiliki makna. Ada maksud atau pesan tertentu yang ingin disampaikan oleh pembicara kepada orang yang diajak bicara.
Satu hal yang perlu diperhatikan ketika menyampaikan pesan tersebut "jangan sampai apa yang kita katakan menyakiti perasaan orang lain".
Hati-hatilah dalam bertutur kata!

Minggu, 28 April 2013

Pembelajaran Berbasis Penilaian Kelas


Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, baik pendidikan formal maupun non-formal. Pendidikan pada dasarnya adalah serangkaian kegiatan yang terencana dan terukur. Menurut Notoatmojo (2003: 16) pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.

Pendidikan bukan sekadar kegiatan menyampaikan ilmu oleh guru atau pendidik kepada siswa atau peserta didik. Syahidin (2009: 3) menyatakan ada tiga misi utama pendidikan, yaitu pewarisan pengetahuan (transfer of knowledge), pewarisan budaya (transfer of Culture), dan pewarisan nilai (transfer of value). Melalui pendidikan, pendidikan menyampaikan pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan ini akan digunakan peserta didik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang dikatakan sebagai budaya. Artinya, melalui ilmu pengetahuan yang dimiliki akan membentuk budaya. Pendidikan juga menyampaikan nilai-nilai luhur dalam kehidupan. Pengetahuan yang baik akan membentuk budaya dan nilai yang baik pula.
Begitu besar pengaruh keberhasilan pendidikan terhadap keberlangsungan manusia. Demi mewujudkan tujuan itu, maka pendidikan perlu mendapat perhatian dan pengelolaan unsur-unsurnya dengan baik. Adapun unsur-unsur dalam pendidikan antara lain, meliputi: pendidik, peserta didik, sarana prasarana, dan kurikulum. Unsur-unsur tersebut memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain.
Pada tulisan ini akan dikaji lebih jauh tentang unsur pendidik. Pendidik merupakan orang yang menyampaikan sesuatu, baik ilmu, budaya, maupun nilai. Pendidik secara formal disebut juga dengan guru atau dosen. Sebagai salah satu unsur dalam pendidikan, pendidik memiliki peran dominan. Ibarat dalam sebuah pertunjukkan wayang, pendidik adalah dalang; pendidik adalah sutradara. Pendidik memiliki otoritas dalam mengatur jalannya pembelajaran. Pendidik dapat mengatur pembelajaran agar berhasil.

Sabtu, 31 Maret 2012

Workshop Penulisan Karya Ilmiah Fakultas Tarbiyah, 13-12-2011


BAHASA INDONESIA UNTUK PENULISAN KARYA ILMIAH
Indrya Mulyaningsih, M.Pd.


            Bahasa merupakan sarana utama dalam penulisan karya ilmiah. Begitu pentingnya peran bahasa, maka sangat perlu bagi para mahasiswa untuk menguasainya. Menurut Jujun S. Suriasumantri dalam Yakub (2009: 55) cirri bahasa keilmuan meliputi: reproduktif, tidak ambigu, tidak emotif, penggunaan ragam baku, penggunaan istilah keilmuan, bersifat denotatif, rasional, kohesif, langsung ke sasaran, dan penggunaan kalimat efektif.

1. Bahasa        
Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu tulisan layak disebut sebagai karya ilmiah adalah komunikatif, bernalar, ekonomis, landasan teori yang kuat, relevan, dan dapat dipertanggungjawabkan. Berikut ini contoh yang biasa dilakukan pada tulisan karya ilmiah.
Seseorang dapat menyampaikan idea tau gagasan melalui dua cara, yakni lisan dan tertulis. Pada saat seseorang sedang berbicara berarti menggunakan ragam lisan. Apabila seseorang menyampaikan dalam bentuk tulisan, berarti menggunakan ragam tulis. Perhatikan contoh berikut.
Kucing makan tikus mati.
Sepintas kalimat di atas benar, tetapi ketika ada pertanyaan ‘yang mati apa?’. Jawaban yang muncul akan banyak. Bergantung pada pembaca, mungkin tikus dan mungkin kucing. Perhatikan penjedaan (berhenti sejenak) kalimat berikut.
a. Kucing/ makan/ tikus mati//.
b. Kucing makan/ tikus mati//.
c. Kucing makan tikus/ mati//.
Penjedaan pada kalimat a memberi makna bahwa ada seekor kucing yang sedang memakan seekor tikus. Tikus itu sudah dalam keadaan tidak bernyawa atau mati. Jadi, kalimat a menggandung makna bahwa yang mati adalah tikus. Penjedaan pada kalimat b memberi makna bahwa ada dua kejadian. Kejadian pertama, ada seekor kucing yang sedang makan. Kejadian kedua, ada seekor tikus dalam keadaan mati. Jadi, kalimat b menggandung makna bahwa yang mati adalah tikus, tetapi situasi atau keadaannya berbeda dengan kalimat a. Penjedaan kalimat c memberi makna bahwa ada seekor kucing yang sedang memakan tikus. Setelah memakan tikus, kucing itu mati. Jadi, kalimat c mengandung makna bahwa yang mati adalah kucing.
            Ketidaktepatan kalimat tersebut dikarenakan penggunaan ragam lisan dalam ragam tulis. Ragam tulis memiliki tingkat kerumitan yang lebih tinggi daripada ragam lisan. Apabila seseorang menyampaikan ide dalam ragam lisan, maka pendengar akan terbantu melalui intonasi, jeda, mimik, maupun kinesik. Sementara dalam ragam tulis, pemahaman pembaca akan dibantu melalui penggunaan tanda baca. Oleh karena itu, penguasaan terhadap tanda baca sangat penting.
            Ragam baku merupakan penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi, khususnya dalam karya tulis ilmiah. Ragam tak baku merupakan kebalikan ragam baku. Perhatikan kalimat berikut.
Bukunya Rudi tidak kebawa.
Kalimat tersebut tidak baku karena menggunakan unsur kedaerahan. Perhatikan –nya pada bukunya. Kesalahannya adalah –nya merupakan kata ganti milik, yaitu Rudi. Jadi, bila bukunya Rudi memiliki makna buku milik dia (Rudi) Rudi. Kesalahan ini merupakan kebiasaan pola kalimat dalam bahasa Jawa.
Demikian juga pada kebawa. Penggunaan imbuhan ke- merupakan kebiasaan bahasa Jawa, yang berarti melakukan pekerjaan dengan tidak sengaja. Dalam bahasa Indonesia seharusnya menggunakan imbuhan ter-.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan ketika menulis sebuah karya ilmiah.
a.    Kata penghubung sehingga dan sedangkan seyogianya tidak dipergunakan untuk memulai suatu kalimat.
b.    Kata depan, pada sering digunakan tidak pada tempatnya, misalnya diletakkan di depan subjek.
c.    Kata di mana yang diperlakukan seperti “where” dan “of” dalam bahasa Inggris, sering kurang tepat penggunaannya. Dalam bahasa Indonesia penggunaan bentuk yang demikian perlu dihindari.
d.   Awalan di - dan ke -  perlu dibedakan dengan kata depan di dan ke. Awalan di- dan ke - dirangkaikan dengan bentuk dasar, sedangkan kata depan di dan ke tidak dirangkaikan dengan kata yang mengikutinya.
e.    Tanda baca harus dipergunakan dengan tepat, seperti titik (.), titik dua (:), titik koma (;), tanda petik (`…….`), dan tanda kurung (  ).
f.     Kesalahan pada penggunaan huruf kapital. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.

2. Paragraf
            Paragraf atau alinea merupakan ide yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan lebih panjang dari kalimat. Paragraf mengandung satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas. Berdasarkan letak kalimat utamanya, paragraf terdiri atas induktif, deduktif, induktif-deduktif, dan campuran (narasi). Berdasarkan tujuannya, paragraf terdiri atas pembuka, penghubung, dan penutup. Berdasarkan sifatnya, paragraf terdiri atas deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, dan persuasi. Berdasarkan pengembangan isinya, paragraf terdiri atas perbandingan dan pertentangan, analogi, contoh, sebab-akibat, definisi luas, dan klasifikasi. Berdasarkan teknik pengembangannya, paragraf terdiri atas urutan ruang, urutan waktu, klimaks dan antiklimaks, serta umum ke khusus.
            Syarat sebuah paragraf yang baik adalah mengandung satu ide pokok, memiliki kesatuan (kohesi), kepaduan (koherensi), dan lengkap. Pengembangan paragraf tidak boleh mengandung unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan utama. Paragraf dianggap memiliki kesatuan jika antarkalimat yang digunakan tidak terlepas dari topik. Oleh karena itu, semua kalimat harus terfokus pada topik atau tema yang dibahas.  
            Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf adalah kepaduan. Kepaduan menitikberatkan pada hubungan timbale balik antarkalimat dalam paragraf. Pembaca dapat dengan mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis karena kalimat yang sistematis. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan. Kepaduan ini dapat dibangun melalui unsur kebahasaan berupa: repetisi (pengulangan kata), kata ganti, kata transisi (ungkapan penghubung), dan pemerincian (urutan isi paragraf).
            Syarat ketiga yang harus dimiliki sebuah paragraf adalah lengkap. Sebuah paragraf dikatakan lengkap jika memiliki kalimat inti dan beberapa kalimat penjelas. Namun demikian, sebuah paragraf tidak baik bila dikembangkan dengan pengulangan-pengulangan.

3. Daftar Pustaka
Setiap institusi diperbolehkan memiliki kaidah penulisan sendiri asalkan tidak menyimpang dari kaidah baku secara nasional dan internasional. Hal demikian biasa sidebut dengan gaya selingkung. Demikian juga dengan IAIN Syekh Nurjati Cirebon juga memiliki gaya selingkung tersendiri.
Adapun gaya selingkung yang dimaksud adalah dalam penulisan daftar pustaka.
a.    Penulisan dari buku
Gorys Keraf. 2005. Komposisi. Flores: Nusa Indah.
b.    Penulisan dari buku kumpulan artikel
Dick Hartoko (Ed.). 2004. Golongan Cendekiawan: Mereka yang Berumah di Angin. Jakarta: Gramedia.
c.    Penulisan dari satu artikel dalam buku kumpulan artikel
Geertz, Clofford. 2003. “Cendekiawan di Negara Berkembang”. Dalam Kemala Sartika (Ed.), Menjelajah Cakrawala: Kumpulan Karya Visioner Soedjatmoko. Jakarta: Gramedia.
d.   Penulisan dari artikel dalam jurnal
A. Hanafi. 1989. “Partisipasi Dalam Siaran Pedesaan dan Pengapdosian Inovasi”. Forum Penelitian, 1 (1): 33-47.
e.    Penulisan dari artikel dalam Koran atau majalah
H. Gardner. 1998. “Do Babies Sing A Universal Song?”. Psychological Today, hal. 70.
f.     Penulisan dari koran tanpa penulis
Kompas. 18 Maret 2005. “Rawan Pangan, Tanpa Basis Sumber Daya Lokal”, hal. 41.
g.    Penulisan dari karya terjemahan
Eangleton, Terry. 1988. Teori Sastra: Satu Pengenalan. Terjemahan oleh Mohammad Haji Saleh. 2004. Kualalumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
h.    Penulisan dari skripsi, tesis, atau disertasi
Pradnya Paramita. 2006. “Pengaruh Bioteknologi Pertanian Terhadap Proses Pematangan Tomat”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.
i.      Penulisan dari internet
Heruratoto. 2002. “Bioteknologi Pertanian” (online), (http://www.chang.jayaHeru.com/Biotekpertan04.htm, diunduh 12 Desember 2004 pukul 10:00 WIB).

4. Pengutipan 
Hal lain yang juga perlu mendapat perhatian adalah dalam hal pengutipan. Kutipan terbagi atas dua bagian, yaitu kutipan langsung dan kutipan tak langsung. Pengutipan langsung yang kurang dari empat baris, caranya dengan memasukkan dalam paragraf. Pengutipan langsung yang lebih dari empat baris, caranya ditulis tersendiri dengan membentuk paragraf dan spasi tunggal atau satu. Perhatikan contoh berikut kutipan langsung berikut ini.
Sedangkan hakikat sosiologi sastra menurut Laurenson and Swingewood  adalah sebagai berikut.
Sociology is essentially the scientific, objective study of man in society, the study of social institutions and of social processes; it seeks to answer the question of how society is possible, how it works, why it persists. Through a rigorous examination of the social institutions, religious, economic, political, and familial, which together constitate what is called social structure,… (1972: 11).

…………………………………………………………………………………………………………. Agus mengatakan, “Perlu dikembangkan sikap apresiatif dan aspiratif terhadap pengetahuan-pengetahuan tandingan yang dimiliki dan dipegang teguh kaum miskin yang terlibat dalam akar penjarahan” (Sudibyo, 2001: 184). ………………………………………………………………………

Perhatikan penulisan kutipan tak langsung berikut ini.
Umar Junus mengemukakan yang menjadi pembicaraan dalam telaah sosiologi sastra adalah karya sastra dilihat sebagai dokumen sosial budaya. Ia juga menyangkut penelitian mengenai penghasilan dan pemasaran karya sastra. Buku adalah produk industri yang didistribusikan secara komersial, jadi tunduk pada hukum penawaran dan permintaan (dalam Escarpit, 2005: 4).

Referensi
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Hasan Alwi. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Henry Guntur Tarigan. 2009. Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung. Angkasa.
Yakub Nasucha. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Media Perkasa.

Info selengkapnya klik www.iaincirebon.ac.id

Kamis, 22 Maret 2012

PENULISAN UNSUR SERAPAN


IV. PENULISAN UNSUR SERAPAN
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, seperti Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina, dan Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock, dan de l'homme par l'homme. Unsur-unsur itu dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal itu, diusahakan ejaannya disesuaikan dengan Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga agar bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu adalah sebagai berikut.
a (ain Arab dengan a) menjadi 'a
'asr
asar
sa'ah
saat
manfa'ah
manfaat
' (ain Arab) di akhir suku kata menjadi k
ra'yah
rakyat
ma'na
makna
ruku'
rukuk
aa (Belanda) menjadi a
paal
pal
baal
bal
octaaf
oktaf
ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e
aerobe
aerob
aerodinamics
aerodinamika
ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e
haemoglobin
hemoglobin
haematite
hematit
ai tetap ai
trailer
trailer
caisson
kaison
au tetap au
audiogram
audiogram
autotroph
autotrof
tautomer
tautomer
hydraulic
hidraulik
caustic
kaustik
c di muka a, u, o, dan konsonan menjadi k
calomel
kalomel
construction
konstruksi
cubic
kubik

coup
kup
classification
klasifikasi
crystal
kristal
c di muka e, i, oe, dan y menjadi s
central
sentral
cent
sen
cybernetics
sibernetika
circulation
sirkulasi
cylinder
silinder
coelom
selom
cc di muka o, u, dan konsonan menjadi k
accomodation
akomodasi
acculturation
akulturasi
acclimatization
aklimatisasi
accumulation
akumulasi
acclamation
aklamasi
cc di muka e dan i menjadi ks
accent
aksen
accessory
aksesori
vaccine
vaksin
cch dan ch di muka a, o, dan konsonan menjadi k
saccharin
sakarin
charisma
karisma
cholera
kolera
chromosome
kromosom
technique
teknik
ch yang lafalnya s atau sy menjadi s
echelon
eselon
machine
mesin
ch yang lafalnya c menjadi c
chip
cip
voucher
vocer
China
Cina
ck menjadi k
check
cek
ticket
tiket
ç (Sanskerta) menjadi s
çabda
sabda
çastra
sastra
d (Arab) menjadi d
darurat
darurat
fardu
fardu
hadir
hadir
e tetap e
effect
efek
description
deskripsi

synthesis
sintesis
ea tetap ea
idealist
idealis
habeas
habeas
ee (Belanda) menjadi e
stratosfeer
stratosfer
systeem
sistem
ei tetap ei
eicosane
eikosan
eidetic
eidetik
einsteinium
einsteinium
eo tetap eo
stereo
stereo
geometry
geometri
zeolite
zeolit
eu tetap eu
neutron
neutron
eugenol
eugenol
europium
europium
f (Arab) menjadi f
faqīr
fakir
mafhum
mafhum
saf
saf
f tetap f
fanatic
fanatik
factor
faktor
fossil
fosil
gh menjadi g
sorghum
sorgum
gue menjadi ge
igue
ige
gigue
gige
h (Arab) menjadi h
hakim
hakim
tahmid
tahmid
ruh
roh
i pada awal suku kata di muka vokal tetap i
iambus
iambus
ion
ion
iota
iota
ie (Belanda) menjadi i jika lafalnya i
politiek
politik
riem
rim
ie tetap ie jika lafalnya bukan i
variety
varietas
patient
pasien
efficient
efisien
kh (Arab) tetap kh
khusus
khusus
akhir
akhir
ng tetap ng
contingent
kontingen
congres
kongres
linguistics
linguistik
oe (oi Yunani) menjadi e
oestrogen
estrogen
oenology
enologi
foetus
fetus
oo (Belanda) menjadi o
komfoor
kompor
provoost
provos
oo (Inggris) menjadi u
cartoon
kartun
proof
pruf
pool
pul
oo (vokal ganda) tetap oo
zoology
zoologi
coordination
koordinasi
ou menjadi u jika lafalnya u
gouverneur
gubernur
coupon
kupon
contour
kontur
ph menjadi f
phase
fase
physiology
fisiologi
spectograph
spektograf
ps tetap ps
pseudo
pseudo
psychiatry
psikiatri
psychic
psikis
psychosomatic
psikosomatik
pt tetap pt
pterosaur
pterosaur
pteridology
pteridologi
ptyalin
ptialin
q menjadi k
aquarium
akuarium
frequency
frekuensi
equator
ekuator
q (Arab) menjadi k
qalbu
kalbu
haqiqah
hakikah
haqq
hak
rh menjadi r
rhapsody
rapsodi
rhombus
rombus
rhythm
ritme
rhetoric
retorika
s (Arab) menjadi s
salj
salju
asiri
asiri
hadis
hadis
s (Arab) menjadi s
subh
subuh
musibah
musibah
khusus
khusus
sc di muka a, o, u, dan konsonan menjadi sk
scandium
skandium
scotopia
skotopia
scutella
skutela
sclerosis
sklerosis
scriptie
skripsi
sc di muka e, i, dan y menjadi s
scenography
senografi
scintillation
sintilasi
scyphistoma
sifistoma
sch di muka vokal menjadi sk
schema
skema
schizophrenia
skizofrenia
scholasticism
skolastisisme
t di muka i menjadi s jika lafalnya s
ratio
rasio
actie
aksi
patient
pasien
t (Arab) menjadi t
ta'ah
taat
mutlaq
mutlak
Lut
Lut
th menjadi t
theocracy
teokrasi
orthography
ortografi
thiopental
tiopental
thrombosis
trombosis
methode (Belanda)
metode
u tetap u
unit
unit

nucleolus
nukleolus
structure
struktur
institute
institut
ua tetap ua
dualisme
dualisme
aquarium
akuarium
ue tetap ue
suede
sued
duet
duet
ui tetap ui
equinox
ekuinoks
conduite
konduite
uo tetap uo
fluorescein
fluoresein
quorum
kuorum
quota
kuota
uu menjadi u
prematuur
prematur
vacuum
vakum
v tetap v
vitamin
vitamin
television
televisi
cavalry
kavaleri
w (Arab) tetap w
jadwal
jadwal
marwa
marwa
taqwa
takwa
x pada awal kata tetap x
xanthate
xantat
xenon
xenon
xylophone
xilofon
x pada posisi lain menjadi ks
executive
eksekutif
taxi
taksi
exudation
eksudasi
latex
lateks
xc di muka e dan i menjadi ks
exception
eksepsi
excess
ekses
excision
eksisi
excitation
eksitasi
xc di muka a, o, u, dan konsonan menjadi ksk
excavation
ekskavasi
excommunication
ekskomunikasi
excursive
ekskursif
exclusive
eksklusif
y tetap y jika lafalnya y
yakitori
yakitori
yangonin
yangonin
yen
yen
yuan
yuan
y menjadi i jika lafalnya i
yttrium
itrium
dynamo
dinamo
propyl
propil
psychology
psikologi
z tetap z
zenith
zenit
zirconium
zirkonium
zodiac
zodiak
zygote
zigot
z (Arab) menjadi z
zalim
zalim
hafiz
hafiz
Konsonan ganda menjadi tunggal, kecuali kalau dapat membingungkan.
Misalnya:
gabbro
gabro
accu
aki
effect
efek
commission
komisi
ferrum
ferum
salfeggio
salfegio
ummat
umat
tammat
tamat
Tetapi:
mass
massa
Catatan:
1.
Unsur serapan yang sudah lazim dieja sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia tidak perlu lagi diubah.

Misalnya:
bengkel, kabar, nalar, paham, perlu, sirsak
2.
Sekalipun dalam ejaan yang disempurnakan huruf q dan x diterima sebagai bagian abjad bahasa Indonesia, unsur yang mengandung kedua huruf itu diindonesiakan menurut kaidah yang dipaparkan di atas. Kedua huruf itu dipergunakan dalam penggunaan tertentu saja, seperti dalam pembedaan nama dan istilah khusus.
Di samping pegangan untuk penulisan unsur serapan tersebut di atas, di bawah ini didaftarkan juga akhiran-akhiran asing serta penyesuaiannya dalam bahasa Indonesia. Akhiran itu diserap sebagai bagian kata yang utuh. Kata seperti standardisasi, efektif, dan implementasi diserap secara utuh di samping kata standar, efek, dan implemen.

-aat (Belanda) menjadi -at
advocaat
advokat


-age menjadi -ase
percentage
persentase
etalage
etalase

-al (Inggris), -eel (Belanda), -aal (Belanda) menjadi -al
structural, structureel
struktural
formal, formeel
formal
normal, normaal
normal

-ant menjadi -an
accountant
akuntan
informant
informan

-archy, -archie (Belanda) menjadi -arki
anarchy, anarchie
anarki
oligarchy, oligarchie
oligarki

-ary, -air (Belanda) menjadi -er
complementary, complementair
komplementer
primary, primair
primer
secondary, secundair
sekunder

-(a)tion, -(a)tie (Belanda) menjadi -asi, -si
action, actie
aksi
publication, publicatie
publikasi

-eel (Belanda) menjadi -el
ideëel
ideel
materieel
materiel
moreel
morel

-ein tetap -ein
casein
kasein
protein
protein

-i (Arab) tetap -i
haqiqi
hakiki
insani
insani
jasmani
jasmani

-ic, -ics, -ique, -iek, -ica (Belanda) menjadi -ik, -ika
logic, logica
logika
phonetics, phonetiek
fonetik
physics, physica
fisika
dialectics, dialektica
dialektika
technique, techniek
teknik

-ic, -isch (adjektiva Belanda) menjadi -ik
electronic, elektronisch
elektronik
mechanic, mechanisch
mekanik
ballistic, ballistisch
balistik

-ical, -isch (Belanda) menjadi -is
economical, economisch
ekonomis
practical, practisch
praktis


logical, logisch
logis

-ile, -iel menjadi -il
percentile, percentiel
persentil
mobile, mobiel
mobil

-ism, -isme (Belanda) menjadi -isme
modernism, modernisme
modernisme
communism, communisme
komunisme

-ist menjadi -is
publicist
publisis
egoist
egois

-ive, -ief (Belanda) menjadi -if
descriptive, descriptief
deskriptif
demonstrative, demonstratief
demonstratif

-iyyah, -iyyat (Arab) menjadi -iah
alamiyyah
alamiah
aliyyah
aliah
ilmiyyah
ilmiah

-logue menjadi -log
catalogue
catalog
dialogue
dialog

-logy, -logie (Belanda) menjadi -logi
technology, technologie
teknologi
physiology, physiologie
fisiologi
analogy, analogie
analogi

-loog (Belanda) menjadi -log
analoog
analog
epiloog
epilog

-oid, -oide (Belanda) menjadi -oid
hominoid, hominoide
hominoid
anthropoid, anthropoide
antropoid

-oir(e) menjadi -oar
trotoir
trotoar
repertoire
repertoar

-or, -eur (Belanda) menjadi -ur, -ir
director, directeur
direktur
inspector, inspecteur
inspektur
amateur
amatir
formateur
formatur

-or tetap -or
dictator
diktator
corrector
korektor

-ty, -teit (Belanda) menjadi -tas
university, universiteit
universitas
quality, kwaliteit
kualitas


-ure, -uur (Belanda) menjadi -ur
structure, struktuur
struktur
premature, prematuur
prematur


MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD

BAMBANG SUDIBYO
Salinan sesuai dengan aslinya
Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,
Kepala Biro Hukum dan Organisasi,

Dr. Andi Pangerang Moenta, S.H., M.H., DFM.
NIP 196108281987031003
 http://id.wikisource.org/wiki/Pedoman_Umum_Ejaan_Bahasa_Indonesia_yang_Disempurnakan